Kesehatan Masyarakat

B. KESEHATAN MASYARAKAT

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2015).
Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, maka dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Menurut Blum (1974), bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi (Depkes RI, 2004). Hasil interaksi berbagai faktor yang ada, baik faktor internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (diluar diri manusia) yang saling berinteraksi sehingga tergambar dalam derajat kesehatan masyarakat.
Permasalahan umum yang selalu terlihat pada setiap komunitas desa maupun komunitas kota sehubungan dengan kesehatan, adalah perubahan dan penambahan pengetahuan kesehatan serta perubahan perilaku kesehatan yang merupakan tindakan dan harus selalu dilakukan. Suatu komunitas terutama komunitas desa yang makin tradisional dan rendah derajat pendidikannya, serta tertutup dari informasi-informasi umum akan makin lambat mengalami proses-proses pemahaman, penerimaan dan adopsi informasi pengetahuan, nilai dan praktek kesehatan baru dalam menanggulangi permasalahan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan komunitas yang bersangkutan.
Mendampingi masalah umum tersebut adalah masalah-masalah khusus yang ada pada masyarakat desa yang dapat menghambat pencegahan dan peningkatan kesehatan dalam bentuk budaya, sosial, psikis, kemiskinan dan persoalan ekologis, khususnya hubungan ekonomi penduduk dengan sumber daya yang terbatas. Masalah-masalah ini, dengan kata lain menyebabkan upaya-upaya program kesehatan tidak selalu berjalan lancar dan tersendat-sendat, bahkan ada yang kurang berhasil atau bahkan gagal sama sekali.
Konsep pembangunan kesehatan di desa yang selama ini diterapkan bias kepada cara pandang kota, karena menggunakan pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat di kota, dan juga diukur berdasarkan indikator-indikator kemajuan masyarakat kota. Sosial budaya masyarakat desa tidak dipandang khas, namun direndahkan atau dianggap belum sempurna, berdasarkan ukuran relatif sosial budaya masyarakat kota. Timbulnya konsep pembangunan kesehatan masyarakat dengan berbasiskan kepada desa membutuhkan perubahan paradigma pembangunan itu sendiri, yaitu dengan meninggalkan pembangunan desa dengan cara pandang kota, karena tidak akan pernah melihat desa sebagai entitas sosial ekonomi dan budaya yang khas. Desa harus didekati dan disentuh dengan pendekatan yang spesifik agar seluruh potensinya dapat tergali dan dikembangkan dengan optimal. Foster (1978) menyatakan, bahwa program-program kesehatan di negara-negara berkembang akan dapat berhasil kalau dalam perencanaan dan pelaksanaan diperhitungkan dengan seksama karakteristik-karakteristik sosial, budaya dan psikologis dari kelompok sosial yang menjadi sasaran program.
Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Namun di samping itu, setiap orang juga tidak luput dari kewajiban-kewajiban dibidang kesehatan.Untuk itu, Pemerintah memiliki sejumlah tanggung jawab yang harus dilaksanakannya, yang meliputi tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah juga bertanggung jawab untuk memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
Dalam dasawarsa 1970an–1980an, Pemerintah telah berhasil menggalang peran aktif dan memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan melalui gerakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Pada saat itu, seluruh sektor pemerintahan yang terkait, organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, serta para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan(stakeholders) lain, bahu-membahu menggerakkan, memfasilitasi, dan membantu masyarakat di desa dan kelurahan untuk membangun kesehatan mereka sendiri. Akan tetapi, akibat terjadinya krisis ekonomi dan faktor-faktor lain, gerakan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan itu berangsur-angsur melemah. Namun demikian, semangat masyarakat tampaknya tidak hilang sama sekali. Sisa-sisa semangat itu tercermin dari masih bertahannya organisasi Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TimPenggerak PKK) dari tingkat Pusat sampai ke tingkat Desa/Kelurahan, masih hidupnya gerakan kelompok Dasawisma, dan masih berkembangnya sejumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di banyak desa dan kelurahan. Walaupun harus menghadapi berbagai kendala, Tim Penggerak PKK masih tetap berjuang menghidupkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di desa dan kelurahan, sehingga saat ini 84,3% desa dan kelurahan memiliki Posyandu aktif.
Masa kejayaan PKMD itu hendak diulang dan dibangkitkan kembali melalui gerakan pengembangan dan pembinaan Desa Siaga yang sudah dimulai pada tahun 2006. Yaitu dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes /SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Secara Nasional cakupan desa/kelurahan siaga aktif mengalami peningkatan dari 16% (2010) menjadi 32,3% (2011), 65,3% (2012), dan 67,1% (2013). Target tahun 2014 adalah 70%, sehingga dengan demikian pencapaian tahun 2013 dalam hal ini sudah mendekati target yang ditetapkan. Namun demikian, banyak dari antaranya yang belum berhasil menciptakan Desa Siaga atau Kelurahan Siaga yang sesungguhnya, yang disebut sebagai Desa Siaga Aktif atau Kelurahan Siaga Aktif. Hal ini dapat dipahami, karena pengembangan dan pembinaan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga yang menganut konsep pemberdayaan masyarakat memang memerlukan suatu proses.
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, dirasa perlu untuk melaksanakan revitalisasi terhadap program pengembangan Desa Siaga guna mengakselerasi pencapaian target Desa Siaga Aktif pada tahun 2015. Sebagaimana diketahui, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota menetapkan bahwa pada tahun 2015 sebanyak 80% desa telah menjadi Desa Siaga Aktif. Oleh sebab sebagian desa yang ada di Indonesia telah berubah status menjadi kelurahan, maka perlu ditegaskan bahwa, dalam target tersebut juga tercakup Kelurahan Siaga Aktif.Dengan demikian, target SPM harus dimaknai sebagai tercapainya 80% desa dan kelurahan menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah bentuk pengembangan dari Desa Siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan, yang : (1) Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya. (2) Penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan adanya urusan pemerintahan yang menjadi urusan wajib Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. Salah satu dari antara sejumlah urusan wajib tersebut adalah penanganan bidang kesehatan.Dengan demikian, jelas bahwa pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota harus berperan aktif dalam proses pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan di wilayahnya, agar target cakupan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat dicapai.
Berperan aktif bukan berarti bekerja sendiri.Sudah saatnya ego sektor dan ego program di bumi hanguskan. Pemerintah Provinsi/Kabupaten dalam hal ini Dinas Kesehatan sebagai sektor yang bertanggungjawab terhadap bidang Kesehatan dapat kiranya membuka diri dengan berbagai kalangan, termasuk juga kalangan Akademisi untuk bekerja sama dan sama-sama bekerja dalam rangka akselerasi Program Kesehatan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif sebagai wujud aksi dari Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Provinsi/Kabupaten.
1.      Menciptakan Lingkungan yang bersih, sehat, indah dan hijau dengan perilaku cinta lingkungan. Sehingga menciptakan permukiman yang nyaman dan sehat
2.      Dalam mengatasi / mengurangi berkembangnya penyakit demam berdarah di seluruh wilayah RT yang ada di Kelurahan Sawah Besar kebijakan yang dilakukan antara lain :
Ø  Pemantauan jentik rutin setiap seminggu sekali
Ø  Penggiatan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) seminggu sekali.
3.      Revitalisasi posyandu, terdapat peningkatan strata posyandu.
Strata posyandu meningkat dari :
Ø  Purnama                        : 6
Ø  Mandiri                            : 0
Ø  Posyandu model           : 0
4.      Semua posyandu memiliki posyandu lansia lengkap dengan kegiatan senam lansia setiap hari selasa dan jumat serta setiap tahun sekali mengadakan rekreasi.
5.      Meningkatnya jumlah akseptor KB sehingga menurunkan angka kelahiran di Kelurahan Sawah Besar
6.      Dengan semangat Sawah Besar yang bebas polusi, maka seluruh lapisan masyarakat berlomba-lomba memperbaiki lingkungannya dengan gerakan penanaman 1 milyard pohon dan penambahan taman sebanyak 12 taman            ( 270 % )
7.      Penanaman kesadaran warga dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan :
Ø  Memelihara kebersihan lingkungan dan drainase
Ø  Mengelola sampah dengan pilah sampah dengan prinsip 3R
Ø  Tidak ada warga yang mempunyai kebiasaan buruk untuk kesehatan yaitu minum-minuman keras dan narkoba
Ø  Dekatnya akses fasilitas kesehatan
8.      Penanaman kesadaran meningkatkan rumah sehat.

     Menurut Departemen Kesehatan ( 1991 ) pemberdayaan Masyarakat dalam kesehatan adalah dimana individu , keluarga maupuna masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga atau kesehatan masyarakat dalam pembangunan kesehatan bukan semata – mata ketidak mampuan Pemerintah dalam upaya pembangunan , melainkan memang disadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk mengenal dan memecahkan masalah kesehatan yang dihadapinya , mengingat sebagian besar masalah kesehatan disebabkan masyarakat itu sendiri .
Dengan kata lain partisipasai masyarakat dalam kesehatan , berarti keikut sertaan seluruh anggota masyarakat dalam memikirkan , merencanakan , melaksanakan dan mengevaluasi program program kesehatan masyarakat bekerja sama dengan instansi terkait .
Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan didasarkan kepada beberapa hal :
1.    Apabila pelayanan kesehatan itu diciptakan oleh  masyarakat  sendiri , berarti masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut , artinya pelayanan kesehatan bukanlah berdasarkan kebutuhan penguasa tapi benar – benar kebutuhan masyarakat .
2.    Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan partisipasi masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian masyarakat , ini berarti fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.
3.    Pelayanan kesehatan akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri , artinya tenaga dan penyelenggaranya akan ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri yang didasarkan sukarela ( Notoatmojo , 2007 ).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi partisipasi masyarakat dalam bidang Kesehatan masyarakat adalah terciptanya suatau pelayanan untuk masuarakat dan oleh masyarakat
Salah satu indicator masyarakat sejahtera adalah bilamana tingkat       kesehatan masyarakat tinggi . Hal ini dapat terjadi bila kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan , tercukupinya gizi keluarga dan memiliki angka harapan hidup yang tinggi .
Indikator tingkat Kesehatan masyarakat itu meliputi :
1.    Kematian bayi
2.    Gizi Balita
3.    Cakupan Imunisasi
4.    Angka harapan Hidup
5.    Pemenuhan air bersih .
Untuk menekan atau meminimalisasi permasalahan yang terjadi dibidang Kesehatan , Kelurahan Sawah Besar telah melaksanakan berbagai bentuk kegiatan nyata berupa intregrasi dari segala ( Lembaga Pemerintah maupun lembaga masyarakat ) antara lain :
1.    Penyuluhan Kesehatan dan PHBS .
2.    Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Balita
3.    Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia
4.    Bina Keluarga Balita.
5.    Bina Keluarga Remaja.
6.    Bina Keluarga Lansia
7.    Pusat Informasi dan Konseling Remaja .
8.    Posyandu Balita
9.    Posyandu Lansia
10. Pemeriksaan Jentik Berkala  ( PJB )
11. Klas Ibu Hamil
12. Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) .
13. Gerakan Sayang Ibu.
Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan masyarakat dibidang Kesehatan juga didukung penuh dengan adanya kepengurusan Kelurahan Siaga  Kelurahan Sawah Besar. Dimana Kelurahan Siaga ini merupakan gambaran masyarakat yang sadar , mau dan mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti Kurang Gizi , Penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ), kejadian bencana , kecelakaan , dan lain –lain , dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong .
Pengembangan Kelurahan Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar  kepada masyarakat Kelurahan , menyiap siagakan masyarakat menghadapi masalah – masalah kesehatan , memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat . Inti dari Kelurahan Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat .
Upaya Pengembangan Kelurahan Siaga Kelurahan Sawah Besar bekerja sama dengan masyarakat melalui perangkat Kelurahan , Kader PKK bersama dengan masyarakat mengadakan pengamatan berbasis masyarakat terhadap masalah kesehatan masyarakat .
Pengembangan Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dalam mewujutkan kepedulian suami dan keluarga untuk menjaga keselamata Ibu hamil sampai dengan melahirkan
Untuk meningkatkan drajat masyarakat, Pemerintah Kelurahan Sawah Besar bersama lembaga masyarakat telah mengupayakan kegiatan/gerakan menuju masyarakat sehat yang diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK, Puskesmas, Kader Posyandu, Kader jumantik, PLKB Kecamatan, para ketua RT dan RW serta para tokoh masyarakat yang berprofesi di bidang kesehatan dan FKK antara lain melalui kegiatan :

a.    Kegiatan Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Untuk mengetahui kualitas kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat tentang terhadap indikator kesehatan masyarakat itu sendiri. Untuk mengukur kualitas kesehatan tersebut dapat dilihat dari beberapa hal berikut :
1.     Kematian Bayi
Angka Kematian bayi yang tercatat di Kelurahan Sawah Besar antara   lain :
Tahun 2014    bayi meninggal  berjumlah     :  0  orang
Tahun 2015    bayi meninggal  berjumlah     :  0  orang
Analisis  Keterangan
Dengan adanya kesadaran masyarakat tentang kesehatan, pada saat kehamilan sehingga di harapkan ke depan tidak ada lagi bayi meninggal  karena tidak ada perhatian masalah kesehatan saat kehamilan, sehingga sangat menentukan kwalitas kehamilan dan kelahiran yang diharapkan .
2.     Gizi Balita
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat , protein , mineral dan air . Gizi yzng seimbang dibutuhkan oleh tubuh , terlebih untuk balita yang masih dalam masa pertumbuhan . Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan dengan  makanan dengan kwalitas dan kwantitas yang tepat dan seimbang.
Di Kelurahan Sawah Besar pada tahun 2013 dan 2014 tidak terdapat Balita yang meninggal karena kurang gizi.

Analisis Keterangan :
Dengan adanya kesadaran masyarakat yang cukup tinggi tentang kesehatan khususnya cara merawat Balita. Dan mau hadir ke Posyandu di wilayahnya atau tim medis yang dipercayai maka bayi bergizi kurang dalam kurun waktu 2014 s/d  2015  Nihil / tidak ada.
3.     Cakupan Imunisasi
Kegiatan imunisasi balita yang dilaksanakan di setiap Posyandu dan tempat-tempat pelayanan medis telah mencakup semua balita yang ada .





DATA IMUNISASI BALITA
NO
MACAM IMUNISASI
TAHUN
2014
2015
1
Polio I
80
98
2
Polio II
89
105
3
Polio III
88
94
4
DPT I
65
48
5
DPT II
79
82
6
DPT III
87
72
7
BCG I
86
94
8
Campak
49
59
Sumber : Laporan Tahunan PKK Kelurahan Sawah Besar



Analisis Keterangan :
Tingkat kesadaran masyarakat terkait dengan berbagai imunisasi yang ada dapat dilaksanakan hampir  100 %  dari semua balita yang ada di Kelurahan Sawah Besar.

4.     Angka Harapan Hidup
Angka harapan Hidup marupakan alat untuk mengevaluasi kinerja Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan Penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya . Angka harapan hidup yang rendah disuatu daerah harus diikuti dengan program pembanguanan kesehatan , program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan , kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan .










                            ANGKA HARAPAN HIDUP
N0
USIA MENINGGAL
TAHUN
2014
2015
1.
 0    -  5
6
2
2.
 5   -  10
-
1
3.
10  -  15
-
1
4.
15  -  20
-
3
5.
20  -  25
1
-
6.
25  -  30
1
1
7.
30  -  35
-
5
8.
35  -  40
2
3
9.
40  -  45
7
4
10.
45  -  50
3
5
11.
50  -  55
7
5
12.
55  -  60
8
12
13.
60  -  65
11
11
14.
65  -  70
6
11
15.
70  Tahun keatas
19
18




Analisis Keterangan :
Dari analisa tersebut di atas terlihat adanya peningkatan usia tertua yang meninggal  dari usia 70 tahun keatas ,   Tahun 2014 sebayak 72 orang dan Tahun 2015 sebayak 81 orang ,  sehingga angka harapan hidup naik atau bertambah lebih lama. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya derajat keselamatan para lansia. Apalagi bagi para lansia yang aktif hadir di Posyandu lansia dan mau ikut Senam Lansia.

5.     Pemenuhan Air Bersih
Di Wilayah Kelurahan Sawah Besar telah terpenuhi kebutuhan air bersih sesuai dengan jumlah rumah tangga dan KK yang ada.
Tahun 2014 rumah tangga yang terpenuhi air bersih adalah  11  KK
Tahun 2015 rumah tangga yang terpenuhi air bersih adalah  11  KK


Analisis Keterangan
Warga masyarakat Kelurahan Sawah Besar sudah menggunakan air PDAM.. 
Tahun 2014 rumah tangga yang Menggunakan PDAM  18  KK
Tahun 2015 rumah tangga yang Menggunakan PDAM  18  KK

6.     Pemilikan jamban
Untuk kepemilikan jambar / WC  semua Rumah tangga sudah memiliki prasarana jamban dan WC,  Sehingga dapat dikatakan bahwa warga masyarakat Kelurahan Sawah Besar saat ini sudah memiliki dan memanfaatkan jamban / WC guna menunjang pola hidup bersih dan sehat.

Untuk menekan atau meminimalisasi permasalahan yang terjadi dibidang Kesehatan , Kelurahan Sawah Besar telah melaksanakan berbagai bentuk kegiatan nyata berupa intregrasi dari segala ( Lembaga Pemerintah maupun lembaga masyarakat ) antara lain :
1.    Penyuluhan Kesehatan dan PHBS .
2.    Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Balita
3.    Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia
4.    Bina Keluarga Balita.
5.    Bina Keluarga Remaja.
6.    Bina Keluarga Lansia
7.    Pusat Informasi dan Konseling Remaja .
8.    Posyandu Balita
9.    Posyandu Lansia
10. Pemeriksaan Jentik Berkala  ( PJB )
11. Klas Ibu Hamil
12. Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) .
13. Gerakan Sayang Ibu.

Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan masyarakat dibidang Kesehatan juga didukung penuh dengan adanya kepengurusan Kelurahan Siaga  Kelurahan Sawah Besar. Dimana Kelurahan Siaga ini merupakan gambaran masyarakat yang sadar , mau dan mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti Kurang Gizi , Penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ), kejadian bencana , kecelakaan , dan lain –lain , dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong .
Pengembangan Kelurahan Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar  kepada masyarakat Kelurahan , menyiap siagakan masyarakat menghadapi masalah – masalah kesehatan , memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat . Inti dari Kelurahan Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat .
Upaya Pengembangan Kelurahan Siaga Kelurahan Sawah Besar bekerja sama dengan masyarakat melalui perangkat Kelurahan , Kader PKK bersama dengan masyarakat mengadakan pengamatan berbasis masyarakat terhadap masalah kesehatan masyarakat .
Pengembangan Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dalam mewujutkan kepedulian suami dan keluarga untuk menjaga keselamata Ibu hamil sampai dengan melahirkan

Untuk mendukung Akses Layanan Kesehatan masyarakat Sawah Besar  , maka Fasilitas Kesehatan yang ada yaitu :
Jumlah tenaga dan prasarana kesehatan yang ada di Kelurahan Sawah Besar antara lain :

              Dokter praktek                                        :    1   buah
           Bidan praktek                                     :    1   orang
          Pengobatan tradisional                          :    0   Buah
 Pijat saraf                                               :    2   orang
 Apotek dan toko obat                           :    2  buah
 Kelurahan siaga Kesehatan              :    1   buah
 Poli Kesehatan masyarakat                :    1   buah
 Jumlah dukun bersalin terlatih          :    -   Orang
       Ambulan desa                                        :   24  buah
  
      Sedangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang ada yaitu :
1.    Posyandu                                         :   9
2.    Posyandu Lansia                            :   9
3.   Kelurahan Siaga                             :   1
4.    FKK                                                    :   1
5.    Klas Ibu Hamil                                 :   1
6.    Kader Kesehatan                            :   72   

Untuk mendapatkan gambaran derajat kesehatan di Kelurahan Sawah Besar disajikan table sebagai berikut  :
Kematian Ibu , Bayi dan Anak
INDIKATOR
2014
2015
Jumlah Kematian Ibu
0
0
Jumlah Kematian Bayi
0
0
Jumlah Kematian Balita
0
0

       Dalam upaya mengatasi berbagai masalah dan kendala pada penguatan  partisipasi masyarakat di bidang Kesehatan , Kelurahan Sawah Besar bekerja sama dengan Instansi terkait serta masyarakat telah melaksanakan beberapa Program berikut :

1.    Mengembangkan Bentuk Posyandu Model dan Posyandu Lansia untuk lebih memaksimalkan peningkatan pelayanan Kesehatan masyarakat
Posyandu  Balita diintegrasikan dengan BIna Keluarga Balita ( BKB ) , PAUD Hal ini selain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dibidang Kesehatan secara fisik namun juga psikis , bagi bayi , Balita da Keluarganya . Kelompok Lansia diintregasikan dengan Bina Keluarga Lansia . Dalam Pelaksanaannya dilaksanakan dalam satu waktu kegiatan Kelompok  Lansia.




RASIO JUMLAH POSYANDU DENGAN JUMLAH BALITA

N0

TAHUN

JUMLAH BALITA

JUMLAH POSYANDU

JUMLAH KADER POSYANDU
1.
2014
944
9
72
2.
2015
1.034
9
72

JUMLAH LANSIA

N0

TAHUN

JUMLAH LANSIA
1.
2014
717
2.
2015
643

2.    Pengembangan Bank Sampah  Percontahan  MATAHARI

Bank sampah MATAHARI berlokasi di RT 01 RW VII Kelurahan Sawah Besar Kecamatan Gayamsari Kota Semarang, sedang Bank Sampah  terletak di RW  VII Kelurahan Sawah Besar Kecamatan Gayamsari Kota Semarang , diadakan merupakan langkah PKK RT dan Dasa Wisma , untuk mengurangi volume Tempat Pembuangan Akhir dan membantu mengatasi permasalahan penumpukan sampah yang terus menerus meningkat dan semakin banyak sampah serta berhamburan serta tidak dikelola dengan baik yang berdampak bagi lingkungan , sehingga di RW VII. Bank sampah ini diharapkan bisa mengakomodasi permasalahan sampah di lingkungan RW VII
Melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kesehatan
1.     Melaksanakan Perencanaan Lingkungan dengan berkelanjutan.    
Adapun implementasi kegiatannya adalah sbb :
Ø Mengurangi  tingkat polusi udara dengan menambah pohon penghijauan dan menambah area open space.
Ø Kerja bhakti massal membersihkan lingkungan  tiap minggu pertama setiap bulan di wilayah masing-masing,
Ø Kegiatan Jum’at bersih.

Ø Gerakan menanam Apotik hidup dan lumbung hidup.
Ø Mengatur Jenis Pohon atau tanaman dengan mengedepankan pada pengembalian fungsi lahan sebagai konservasi Hutan Kota
Ø Menambah Jumlah Taman di seluruh wilayah Kelurahan dilakukan dalam rangka menciptakan lingkungan yang indah bersih, asri dan sehat.
Ø  Mengelola Manajemen Persampahan, dengan mengatur kelola sampah. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :
a.    Pilah Sampah
b.    Rumah Sampah
c.    Bank Sampah
d.    Olah sampah
e.    Panen sampah.

Melaksanakan  Kegiatan untuk meningkatan Kesehatan diantaranya dengan :
Ø  Sosialisasi Gerakan Pokjanal DBD
Ø  Setiap individu sadar sebagai petugas jumantik (juru pemantau jentik ) di rumah dan lingkungannya sendiri.
Ø  Posyandu dilaksanakan secara rutin untuk mengetahui perkembangan kesehatan Balita, ibu balita dan lansia .
Ø  Menggalakkan dan mensosialisasikan pemberian ASI  ekslusif kepada para ibu yang baru melahirkan sampai anak usia 6 bulan dan pemberian ASI sampai umur 2  tahun.
Ø  Pembentukan Kelurahan Siaga Kesehatan.
Ø  Menyarankan kepada warga masyarakat yang mempunyai balita sebelum usia sekolah untuk bisa dimasukkan dalam kegiatan PAUD setempat.
Kegiatan diatas secara rutin disampaikan dan dilaksanakan setiap bulan dalam kegiatan posyandu di setiap RW. Tetapi apabila diperlukan penyuluhan di bidang kesehatan dapat dilaksanakan.
Dari kegiatan – kegiatan tersebut di atas  dapat digambarkan sebagai berikut  :

          Peran serta masyarakat di Bidang Kesehatan
       a. Rata-Rata Bayi dan Balita yang dibawa ke PosyanduPeran Serta masyarakat Kelurahan Sawah Besar untuk meningkatkan kesehatan, diwujudkan dengan adanya kegiatan Posyandu di tiap-tiap RW sehingga mendekatkan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak



Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tahun
Rata-Rata Bayi & Balita Yg Hadir di Posyandu
Jumlah Bayi & Balita Yang Ada
%
Laki – laki
perempuan
Laki – laki
perempuan
2014
412
470
412
470

2015
345
425
345
425

Sumber : Laporan Tahunan PKK Kelurahan Sawah Besar

b.    Rata-Rata Ibu Hamil / Menyusui Yang Berkunjung ke Posyandu
Berkat hasil pembinaan dan penyulu.han kesehatan, baik dari Dinas Instansi terkait maupun kader-kader kesehatan diwilayah Kelurahan Sawah Besar tentang arti penting serta manfaat Posyandu, sehingga rata-rata ibu hamil  orang  dan menyusui 81 % yang berkunjung ke posyandu mengalami peningkatan, dari di tahun 2014 dari jumlah ibu hamil dan menyusui yang ada meningkat menjadi 87 % di tahun 20145.
c.    Jumlah Dana Sehat Terhadap Jumlah Keluarga
Karena tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat di Kelurahan Sawah Besar cukup besar dalam bidang kesehatan sehingga mereka tidak segan-segan dalam mengumpulkan dana untuk kesehatan. Dari sejumlah kepala keluarga tentang manfaat dana sehat bagi warga yang membutuhkan, maka dari tahun 2013 dibanding tahun 2014 mengalami peningkatan sesuai jumlah keluarga yang ada. 
d.    Jumlah Posyandu Aktif Terhadap Jumlah RW
Sebagaimana kita ketahui, bahwa melalui posyandu akan diperoleh beberapa manfaat bagi kesehatan ibu dan anak. Untuk itu di Kelurahan Sawah Besar pada tiap-tiap RW telah terbentuk posyandu bahkan ada diantaranya satu RW yang mempunyai lebih dari satu Posyandu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tahun
Jumlah RW
Jumlah Posyandu Aktif
%
2014
9
9
100
2015
9
9
100
Sumber : Laporan Tahunan PKK Kelurahan Sawah Besar


Dari 12 posyandu yang ada terdapat 4 posyandu dengan strata posyandu mandiri sebagaimana tabel dibawah ini :

STRATA POSYANDU
Tahun
Jumlah Posyandu
Pratama
Mandiri
2014
9
9
0
2015
9
9
0
Sumber : Laporan Tahunan PKK Kelurahan Sawah Besar

e.    Jumlah Kader Kesehatan Aktif Terhadap Jumlah Kader Kesehatan
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan dibidang kesehatan maka dituntut pula peningkatan kader kesehatan yang aktif sehingga mampu menyampaikan/ memberi penyuluhan kepada warga dilingkungan posyandu masing-masing. Secara keseluruhan dari jumlah kader kesehatan yang ada di Kelurahan Sawah Besar seluruhnya aktif seperti tersaji dalam tabel berikut :

Tahun
Jumlah Kader
Jumlah Kader Yang Aktif
%
2014
130
130
100
2015
130
130
100
Sumber : Laporan Tahunan PKK Kelurahan Sawah Besar

f.     Fasilitas Kesehatan
Untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk melengkapi sarana / fasilitas kesehatan dipuskesmas gayamasari yang ada di Kecamatan Gayamsari.
g.    Keluarga Yang Telah Menanam Tanaman Obat Keluarga
Meskipun kelurahan Sawah Besar merupakan wilayah perkotaan dan luas pekarangan masing-masing rumah relatif sempit namun masyarakat dapat memanfaatkannya untuk ditanami tanaman-tanaman yang bermanfaat utamanya untuk obat-obatan seperti kencur, temu lawak, temu ireng, temu giring, jahe dan lain-lain.

Taman Toga Keluarga ( Taman Toga ) ada di beberapa tempat yaitu :
Ø  Taman Toga  RW  I
Ø  Taman Toga RW II
Ø  Taman Toga  RW  VII
h.    Pelaksanaan Kegiatan di Posyandu
Pelaksanaan kegiatan di Posyandu yang ada di Kelurahan Sawah Besar telah dilaksanakan sesuai sistem yang ada yaitu dengan sistem empat meja antara lain meja pendaftaran, meja penimbangan, meja pencatatan dan meja penyuluhan ditambah meja pelayanan medis dan meja PMT (dari puskesmas). Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader dengan didampingi petugas, utamanya untuk meja tiga dan empat.
Sedangkan untuk pembuatan laporan secara keseluruhan dikerjakan oleh Kader yang bersangkutan.
i.      Pendanaan Posyandu
Seperti kegiatan-kegiatan lain yang ada di Kelurahan Sawah Besar sebagian besar dananya dibiayai oleh swadaya masyarakat. Begitu pula dana untuk kegiatan posyandu didapat dari swadaya masyarakat antara lain dengan cara jimpitan dan sumbangan-sumbangan keluarga, yang sistem pengumpulannya dilaksanakan pada saat arisan kelompok PKK RT dan RW setiap bulannya.
j.      Usaha Peningkatan Gizi Keluarga
Dalam rangka peningkatan kesehatan keluarga kecuali pelaksanaan posyandu, masyarakat diharapkan mau dan peduli untuk memanfaatkan halaman/ pekarangan rumahnya guna menanam tanaman yang berkaitan dengan gizi keluarga. sebagian besar dari luas pekarangan telah dimanfaatkan untuk menanam tanaman dalam usaha peningkatan gizi keluarga.
k.    Penanggulangan Demam Berdarah
Dalam usaha menanggulangi penyakit demam berdarah pemerintah kelurahan bersama-sama dengan lembaga masyarakat yang ada dan instansi terkait selalu mengadakan kegiatan-kegiatan baik dalam bentuk penyuluhan maupun dalam bentuk yang nyata, seperti :
Ø Kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan rumah setiap minggu sekali
Ø Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3 M plus, dan apabila diperlukan lewat penyemprotan pada tempat-tempat yang endemis DBD.

Ø Angka penderita penyakit Deman Berdarah di Kelurahan Sawah Besar adalah sebagai berikut  :
Tahun  2014 berjumlah  :   8  penderita  
Tahun 2015  berjumlah   :  8  penderita   
      Analisis  Keterangan  :
      Melihat dari data di atas  bahwa angka penderita Demam Berdarah mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena kesadaran warga tentang kebersihan lingkungan cukup tinggi antara lain kerja bhakti PSN melalui 3M bisa optimal dan ditambah 3 M antara lain : menguras, mengubur dan mendaur ulang serta PHBS. Cuci tangan, pakaian tidak boleh digantung.

l.      Keberhasilan pelaksanaan Keluarga Berencana
Dalam usaha menanggulangi ledakan penduduk, pemerintah kelurahan bersama-sama dengan lembaga masyarakat yang ada dan instansi terkait selalu mengadakan kegiatan-kegiatan baik dalam bentuk penyuluhan maupun dalam bentuk yang nyata, seperti :
Ø  Penyuluhan program keluarga berencana kepada calon pengantin dan keluarga muda
Ø  Penyuluhan KB dengan penggunaan kontrasepsi mantap
Ø  Pelayanan KB gratis bagi warga kurang mampu

DATA PELAKSANAAN KELUARGA BERENCANA ( KB )
URAIAN
2014
2015
PUS
1.588
2.435
IUD
95
63
MOP
5
5
MOW
58
74
IMPLANT
42
62
SUNTIK
832
860
PIL
73
114
KONDOM
37
27

     Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa program Keluarga Berencana di Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari Kota Semarang, sudah berjalan dengan baik . Dikarenakan Keluarga Berencana adalah Program Pemerintah yang selalu disosialisasikan kepada masyarakat bekerja sama dengan Petugas Lapangan Keluarga Berencana ( PLKB ) Kecamatan , Kader Kesehatan , Kader PKK yang ada di RT maupun RW . Kegiatan yang telah dibuat untuk mendukung Keluarga Berencana ( KB ) yang ada di Keluarhan Sawah Besar adalah sebagai berikut :
1.    Pendataan Pasangan Usia Subur ( PUS ).
2.    Sosialisasi Program KB dan Alat Kontrasepsi bagi Pasangan Usia Subur .
3.    Rekomendasi untuk calon pengantin wanita dengan syrat keterangan dari Puskesmas.
4.    Mengirimkan Peserta KB yang diadaka oleh Instansi Pemerintah .
Kebijakan yang dibuat untuk mendukung Program Keluarga Berencana              ( KB ) di Kelurahan antara lain :
1.    Pendataan Pengguna Alat Kontrasepsi bagi Pasangan Usia Subur .
2.    Menfasilitasi Peserta KB Baru untuk mengikuti Safari KB .
3.    Menyediakan Alat Kontrasepsi berupa PIL KB dan Kondom dimasing – masing Kader Kesehatan RW maupun Kader Posyandu .

Dalam upaya mengatasi berbagai masalah dan kendala pada penguatan masyarakat

KEBERHASILAN BIDANG KESEHATAN
1.     Menciptakan Lingkungan yang bersih, sehat, indah dan hijau dengan perilaku cinta lingkungan. Sehingga menciptakan permukiman yang nyaman dan sehat. Seluruh warga mencintai lingkungannya sendiri, sehingga kesehatan sangat terjaga dan menurunkan angka kesakitan terutama angka kesakitan yang diakibatkan virus dan bakteri.
2.     Dalam mengatasi / mengurangi berkembangnya penyakit demam berdarah di wiiayah Kelurahan Sawah Besar, terlaksana kegiatan kerja bhakti kebersihan lingkungan di seluruh wilayah RT yang ada di Kelurahan Sawah Besar. kebijakan yang dilakukan antara lain :
§  Pemantauan jentik  rutin tiap minggu sekali yang dilaksanakan pada hari sabtu  oleh Petugas Jumantik  di setiap RT. 
§  Penggiatan gerakan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) setiap minggu sekali.
3.     Revitalisasi Posyandu, terdapat peningkatan strata Posyandu.
      Strata Posyandu meningkat dari :
      -  Purnama       : 6
      -  Mandiri          : 0
4.     Semua Posyandu memiliki Posyandu Lansia lengkap dengan kegiatannya.    
5.     Posyandu Lansia juga mempunyai kegiatan Senam Lansia setiap hari Sabtu dan Minggu, serta setiap 6 bulan sekali mengadakan rekreasi.           
6.     Meningkatnya jumlah akseptor KB sehingga menurunkan angka kelahiran di kelurahan Sawah Besar
7.     Dengan semangat Sawah Besar yang bebas polusi maka seluruh lapisan masyarakat berlomba-lomba memperbaiki lingkungannya dengan gerakan penanaman 1 milyard pohon dan penambahan taman di Kelurahan Sawah Besar Hijau Berseri sebanyak 5 taman  . diharapkan dengan wilayah yang hijau dan bebas polusi maka tingkat kenyamanan dan kesehatan akan lebih baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat harapan hidup warga Kelurahan Sawah Besar
8.     Penanaman kesadaran warga dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan :
Ø  Memelihara kebersihan lingkungan dan drainase
Ø  Mengelola sampah dengan pilah sampah dengan prinsip 3R
Ø  Tidak ada warga yang mempunyai kebiasaan buruk untuk kesehatan yaitu minum minuman keras dan narkoba
Ø  Dekatnya akses fasilitas kesehatan
9.     Penanaman kesadaran meningkatkan rumah sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar